Chapter 6

 

—Memulai Peternakan—

Aku dan Martha, bersama para werebeastman karnivor mencoba mendatangi kembali bangunan tua yang pernah digunakan sebagai kandang ternak. Sebuah bangunan terbuat dari kayu kini telah lapuk dimakan usia. Beberapa pondasi juga telah hancur dimakan rayap. Disekitar bangunan tersebut, banyak ditumbuhi lumut dan tumbuhan rumput lainnya.

“Berapa lama kalian meninggalkan tempat ini?” tanyaku.

“Umm… Mungkin sekitar dua puluh hingga tiga puluh tahun terakhir.” jawab salah seorang werebeastman di sebelahku.

Jadi mereka menyerah untuk mencoba berternak dan mulai memangsa werebeastman herbivor saat itu.

“……”

Aku kembali memandangi sekitar.

Meski tidak terlalu jauh dari wilayah Albeastyr, tetapi menurutku daerah ini sedikit tidak cocok untuk di jadikan wilayah peternakan ruminansia. Tanahnya cukup liat dan tidak banyak ditumbuhi vegetasi tanaman. Aku tidak masalah jika para werebeastman mengerti tentang tata cara beternak. Namun mengingat mereka adalah hewan buas yang hidupnya ditopang dari berburu—tentu saja mereka sama sekali tidak memiliki pengetahuan yang cukup.

“Hewan apa yang dulu kalian coba pelihara di sini?” aku kembali bertanya pada mereka.

“Kalau tidak salah sapi berkaki enam, lalu domba berbulu hitam.” jawab Raoh.

Mereka telah salah dalam menentukan langkah awal.

“Kalian sama sekali tidak bertanya bagaimana cara merawat para hewan ternak?”

“Tidak.” seorang lionman menggelengkan kepalanya. “Para herbivor sama sekali enggan menyentuh ranah peternakan.”

“Mereka sama sekali tidak peduli menyerahkan semuanya kepada kami.”

“Sama seperti kalian menyerahkan segala urusan bercocok tanam kepana mereka?”

Para werebeastman karnivor menganggukkan kepala merespon pertanyaanku barusan.

Seperti air dan minyak—para karnivor dan herbivor tentunya sulit untuk bersatu. Hidup bersama tanpa menyentuh ranah kegiatan masing-masing adalah pilihan yang cukup bijak. Aku cukup paham bahwa ada beberapa batasan tertentu yang tidak ingin dimasuki oleh mereka. Peternakan dan perkebunan salah satunya.

Oh iya! mungkin ada beberapa hewan yang cocok untuk ditempatkan di sini.

“Hmm… Apa kalian pernah memelihara babi?”

“Babi?”

“Iya, babi.”

“Maksud Yang Mulia—hewan yang berevolusi menjadi orc.”

“Iya hewan itu. Di duniaku, babi merupakan hewan yang cukup mudah untuk diternakkan.”

“Tidak tidak tidak. Kami tidak mau melakukannya!”

“Heeh? Kena—pa…?”

Aku spontan tertegun ketika melihat ekspresi werebeastman karnivor yang berdiri di belakangku. Mereka semua ketakutan. Beberapa diantaranya menutup mulut dan menahan diri untuk tidak mengeluarkan isi perutnya.

Jangan bilang mereka semua memiliki pengalaman memakan daging orc!?

“Tolong jangan ingatkan kami dengan pengalaman mengerikan itu yang mulia!”

“Aroma busuk itu… Rasa yang menjijikkan itu… Aku sudah tidak ingin lagi mengingatnya.”

“Aku lebih memilih memakan para herbivor lalu dibunuh dibandingkan menggigit daging makhluk mengerikan itu…”

—Dugaanku tepat!

“A-anu… Mungkin ini sedikit mengejutkan, tetapi daging babi itu enak.” ucapku.

“““BOHONG!!”””

Semua werebeastman karnivor dengan cepat menyangkal ucapanku. Yah, sebagai orang yang terbiasa menikmati daging itu di bumi—aku hanya bisa tersenyum merespon ketakutan mereka.

“Aku serius. Kalau tidak percaya, coba saja sendiri.”

“““Tidak, terima kasih!”””

Lagi-lagi mereka menjawab dengan serentak.

Kurasa tauma para werebeastman karnivor telah berevolusi menjadi phobia tersendiri terhadap daging orc. Pantas saja saat jamuan makanku yang pertama, Raoh sama sekali tidak menyentuh makanan di piringnya.

Tapi itu bukan urusanku.

“Oke! Sudah kuputuskan! Kita akan memburu babi hari ini.”

“““T-tolong ampuni kami, Yang Mulia!”””

“Tidak.” Ohohoho! Memohon ampunan? Maaf saja, tetapi aku adalah orang yang cukup keras. “Aku sudah memutuskan kalau gedung ini akan dijadikan sebagai peternakan babi. Lidah kalian harus merasakan bagaimana kelezatan daging babi.”

*Gulp!*

Para karnivor berkeringat dingin dan menenggak ludahnya sediri.

Kalau mereka sama sekali enggan memakan babi, tentu saja populasi babi di hutan sana masih cukup banyak—bahkan lebih dari cukup untuk menernakkan mereka dalam skala besar. Ya, sebagai seorang raja, itu merupakan kabar yang menggembirakan bagiku. Namun sebelum itu, kurasa aku harus memperbaiki desain kandang yang ada di depanku.

 


 

“Kalian semua tolong menjauh dari kandang dan berdiri di belakangku!”

Aku memerintahkan Martha dan para werebeastman untuk menyingkir dari posisi mereka saat ini.

Karena bangunan yang ada di depanku terbuat dari kayu—aku lebih memilih untuk menghancurkannya dan membangun kembali sebuah kandang dengan kemampuan 【Ettya Creation】 milikku.

“Apa yang akan anda lakukan Yang Mulia?” tanya Raoh yang berdiri di belakangku.

Aku menolehkan kepalaku sesaat dan tersenyum.

“Tentu saja aku akan menghancurkannya. kemudian aku akan membangun kembali kancang yang lebih cocok untuk beternak babi.” jelasku.

“Kalau soal menghancurkan kandang, Yang Mulia tidak perlu repot melakukan hal itu. Kami semua bisa melakukannya.”

“Tidak apa-apa. Lagi pula aku ingin sedikit menguji kemampuan sihirku.” ucapku.

“Aku mengerti…” balas Raoh.

Sebelum meledakkan bangunan tersebut, aku membuat 【Multilayer Magic Berrier】yang siap diaktifkan kapan saja. Tujuannya jelas, untuk keamanan. Aku tidak tahu sebesar apa dampak dari tindakan yang akan kulakukan. Selain itu, aku juga tidak ingin menumbulkan masalah baru bagi penduduk Andya Vylgrand.

Bisakah kau bayangkan bagaimana jika aku tidak sengaja membunuh Martha dan para werebeastman karnivor lainnya?

“…huuft~!”

Menghela nafas panjang, aku mencoba menenangkan diriku dan fokus.

Aku menengadahkan tangan kanan dan membuat sebuah bola api. Membakar bangunan dari kayu sama sekali tidak keren—jadi, aku lebih memilih untuk meledakkannya. Lagi pula, aku tidak ingin membuang waktu untuk menunggu proses pembakaran selesai.  Selain itu, ada beberapa benda yang pastinya tidak terbakar dengan sempurna. Poin lainnya, aku ingin terlihat keren.

“Baiklah! pertama-tama, mari kita ledakkan bangunan ini.” gumamku.

Aku mengompres bola api di tanganku hingga ke ukuran terkecil. Bola api yang tadinya seukuran voli kini mengecil hingga seukuran kelereng. Warna yang ia hasilkan juga berubah dari merah kekuningan menjadi putih dan berpendar cukup terang.

“..Hup!”

Perlahan, kulemparkan bola api tersebut dari bawah dan menyebabkan ia bergerak secara parabola. Diselang waktu sepersekian detik, aku mengaktifkan 【Multilayer Magic Berrier】.

          *BOOMM!!!*

Suara ledakan terdengar memekakkan telinga. Hembusan angin hangat menerpa tubuh seketika.

Bola api yang kulempar dengan cepat memuskahkan kandang kayu di hadapanku dan menimbulkan pusaran api yang dasyat. Beruntung lingkaran 【Multilayer Magic Berrier】yang kuaktifkan mampu menahan pusaran api tersebut. Andai aku tidak menggunakan ‘pelindung berlapis’, mungkin tubuh orang-orang yang berada di sini sudah hangus dengan sempurna.

Sekarang tinggal menunggu pusaran api tersebut menghilang.

Aku membalikkan badan dan menatap werebeastman yang sedari tadi berada dibelakangku. Mereka semua menganga—cukup lama hingga aku merasa bisa menyuapi mereka bola ping-pong dalam gerakan slow motion.

Ohohoho! Akhirnya aku bisa merasakan bagaimana perasaan seorang aktor saat adegan berjalan membelakangi ledakan.

“…Kalian kenapa?”

Aku bertanya kepada mereka dengan nada seperti biasanya.

Karena sekarang aku adalah seorang raja. Aku harus terlihat sedikit berwibawa di hadapan mereka.

“T-tidak apa-apa Yang Mulia. Kami hanya takjub dengan pusaran api yang ada di belakang anda.” ujar seorang wolfman, diiringi oleh anggukan yang lainnya.

 


 

Selagi menunggu pusaran api tersebut menghilang, aku bersandar di bawah pohon dan membuka interface 【Ettya Creation】.

Aku menggerakkan kedua tanganku, mencoba untuk mendesain kandang babi yang akan digunakan nantinya.

“Apa yang sedang anda lakukan, Yang Mulia?” tanya Martha.

“Aku sedang membuat kandang untuk kalian.” kataku. Aku tahu kalau jawabanku memberikan sebuah tanya besar di kepala mereka. Namun, melihat aku sedang sibuk—para werebeastman mengurungkan niatnya untuk kembali bertanya. “Matahari terbit dari arah mana?” lanjutku bertanya.

“Dari Arah sana, Yang Mulia.” jawab Raoh mengacungkan telunjuknya.

Melihat tangan Raoh, aku memutar posisi bangunan yang kubuat—sinar matahari yang cukup merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam membuat sebuah bangunan.

sepuluh menit berlalu hingga pusaran api tersebuh hilang seutuhnya. Namun, aku masih belum selesai mendesain kandang tersebut.

“Maaf, Yang Mulia. Apinya telah hilang.”  ucap Martha.

“Aku tahu.” balasku sembari melihat ke depan sesaat. Kandang yang dulu pernah digunakan oleh werebeastman kini telah lenyap tak bersisa. “Oh iya, Martha. Tolong kau wawancarai para karnivor, siapa diantara mereka yang mampu menggunakan 【Mimicry】 dan 【Deepsleep】lalu bagi mereka menjadi beberapa kelompok. Aku lagi sibuk sekarang.”

【Mimicry】dan 【Deepsleep】 adalah kemampuan sihir dasar. Mustahil jika ada orang yang tidak mengasainya. Aku tidak tahu apa seberapa baik kemampuan 【Mimicry】bisa menipu hewan yang notabene memiliki  insting dan kepekaan indra lebih dari manusia. Tetapi untuk 【Deepsleep】— bahkan untuk orang yang jarang menggunakan kemampuan tersebut, ia masih bisa membuat seekor hewan tertidur untuk beberapa menit.

“Akan segera saya lakukan, Yang Mulia.” balas Martha.

Aku tetap fokus menyelesaikan desain kandang ternak tanpa memandang sosok asisten pribadiku tersebut.

(Altale, apa kau bisa membantuku?)

Berkata dalam hati, aku mencoba berdiskusi dengan altale.

『Apa yang bisa saya bantu, Master?』

(Apa kau bisa melakukan simulasi untuk melihat laju aliran udara dan suhu, beserta kelembaban dari bangunan yang baru saja kubuat?)

『Akan saya coba untuk melakukannya. Tetapi saya tidak terlalu yakin dengan hasilnya. Ada kemungkinan simulasi yang saya lakukan salah.』

(Tidak masalah. Coba saja.)

『Kalau begitu tunggu sebentar, saya akan coba untuk memprosesnya.』

(Oh, iya! Kau bisa masuk ke dalam memoriku, bukan?)

『Saya butuh izin khusus dari anda untuk melakukannya.』

(Kalau begitu lakukanlah! Aku ingin kau masuk kedalam memoriku dan melakukan sedikit perhitungan.)

『Perhitungan?』

(Ya, lakukan perhitungan aliran dan panas, serta transfer massa.)

『Saya tidak tahu bagaimana cara melakukannya.』

(Gunakan informasi yang kau dapat dari ingatanku.)

『Tapi itu akan memakan sedikit memakan waktu.』

(Tidak masalah.)

『Selain itu, besar kemungkinan hasil analisis yang saya lakukan akan menghasilkan data yang salah.』

(Jangan khawatir. Aku cuma ingin kau memperkirakan dimensi kandang, berapa ukuran dan jumlah ventilasi yang tepat untuk kandang yang akan kubuat. Aku juga ingin kau menentukan posisi yang bagus agar kandang tersebut mendapatkan asupan sinar matahari yang cukup. Aku percaya padamu, Altale.)

『Akan saya coba untuk melakukannya.』

(Terima kasih. Aku sangat mengandalkanmu.)

Karena di dunia ini tidak ada software simulasi CFD[1], aku terpaksa meminta bantuan dari Altale. Aku tidak ingin menggunakan metode trial dan error, apalagi untuk pembuatan kandang yang pertama. Aku harus mempertimbangkan beberapa aspek yang tidak kalah penting.  Minimnya ventilasi akan menyebabkan udara terlalu pengap dan tidak cocok untuk hewan ternak. Kekurangan cahaya matahari serta kelembaban udara yang berlebihan juga dapat mengakibatkan penyakit rheumatic pada babi.

 Saat kau memiliki pengetahuan dari dunia modern, kenapa kau tidak memanfaatkannya dengan baik?

“Yang Mulia, saya telah selesai melakukan pembagian kelompok.”

Martha kembali mendatangiku. Selagi menunggu hasil analisis dari Altale, aku menghentikan kegiatanku dan mulai berfokus pada sosok iblis biru tersebut.

“Terimakasih, Martha.” ujarku. Di belakang Martha, ada delapan kelompok yang terdiri dari enam hingga delapan orang werebeastman. “Aku ingin kalian membawa beberapa babi kemari.”

Mereka mengangguk merespon perintahku.

“…Tapi sebelum itu, ada beberapa hal yang ingin kusampaikan pada kalian.”

“Apa itu, Yang Mulia?” yang bertanya adalah Raoh—pemimpin dari para werebeastman karnivor.

“Pertama, aku tidak ingin kalian menyakiti hewan tersebut. Menangkap mereka secara paksa dapat mengakibatkan hewan yang akan kalian pelihara menjadi stress, terlebih lagi kalian adalah pemangsa alami mereka. Gunakan 【Deepsleep】dan buat mereka tertidur lalu bawa kemari. Bagi yang memiliki kemampuan 【Mimicry】 aku ingin kalian untuk mencoba apakah kemampuan tersebut bisa digunakan untuk mengelabui hewan—maksudku, kalian pasti mengerti bagaimanya bedanya hewan yang kabur ketika melihat predatornya dan hewan yang kabur karena merasa terganggu.”

“Baik. Kami mengerti, Yang Mulia.”

“Kedua, kalau bisa aku ingin kalian memilih babi yang sehat dengan bentuk tubuh yang baik. Babi yang kalian gunakan untuk berternak haruslah babi yang berkualitas.”

“Bagaimana kami bisa tahu kalau babi yang kami ambil adalah babi terbaik?”

“Baik, tolong dengarkan aku dengan seksama. Ciri-ciri babi yang baik untuk diternakkan itu—pertama, mereka memiliki puting yang simetris dan berjumlah genap. Lalu memiliki tubuh yang padat dan kompak dengan kaki tegap dan kokoh. Utamakan babi yang kalian ambil tidak ada cacat fisik. Oh iya, kalau babi tersebut memiliki anak—tolong jangan ambil induk babi tersebut.”

Babi di Vylgrand sedikit mirip dengan babi di bumi hanya saja mereka memiliki kenampakan fisik dan ukuran tubuh yang berbeda.

“““………”””

“Dan terakhir, seandainya kalian sulit menemukan babi dengan kriteria yang kuinginkan, silahkan ambil babi yang terbaik untuk diternakkan menurut kalian. Sekali lagi kuingatkan, jangan menyakiti hewan yang akan kalian pelihara.”

“““Siap, Yang Mulia.”””

“Baiklah. Ada yang ingin bertanya?”

“……”

Tidak ada satupun diantara para werebeastman yang mengacungkan tangannya.

『Master, analisis laju aliran udara telah selesai.』

(Terima kasih, Altale. Tolong lanjutkan analisimu.)

『Baik.』

“Kalau tidak ada yang ingin ditanyakan, silahkan berpencar dan cari bibit babi yang terbaik menurut kalian.” Perintahku.

Para werebeastman karnivor mengangguk—mereka dengan sigap berpencar dan berlari ke arah hutan. Hanya tinggal aku dan Martha di sini.

“Cuma tinggal kita berdua disini, kau bisa temani aku sebentar ‘kan, Martha?” pintaku.

Martha tersenyum.

“Itu sudah merupakan tugas saya, Yang Mulia.” balasnya.

Seorang lelaki dan perempuan berduaan di bawah pohon rindang—terlihat seperti sepasang kekasih, bukan? Sayangnya, tidak ada perasaan khusus antara aku dan Martha.

(Altale, bisa kau berikan padaku data yang telah kau analisis?)

『Baik, Master. Tolong tunggu sebentar.』

(Kau punya data ukuran tubuh hewan di Vylgrand?)

『Saya memilikinya.』

(Kalau begitu, tolong sertakan data berapa ukuran tubuh babi di Andya Vylgrand.)

『Baik.』

Selagi terus melakukan analisis, Altale terus memberiku beberapa data.

Dengan data tersebut, aku kembali memodifikasi desain kandang tengah kukerjakan.

Ada dua buah kandang yang sedang kubuat, yakni kandang induk dan kandang pejantan.

Kandang induk yang kubuat saat ini adalah tipe ganda—terdiri dari dua baris yang saling berhadapan dengan jalan di tengah yang digunakan untuk memberikan pakan dan pelayan terhadap ternak. Sedangkan untuk kandang pejantan, aku membuatnya terpisah dari kandang induk. Tentu saja aku membuat beberapa hal lain yang tidak kalah pentingnya.

Well, babi merupakan hewan yang gampang beradaptasi, hanya dilepaskan di wilayah padang rumput maka mereka akan beranak-pinak dengan sendirinya. Tetapi mengingat kondisi lahan disekitar sini tidak begitu memungkinkan  dalam hal melakukan peternakan secara ekstensif, maka aku lebih memilih sistim pemeliharaan intensif atau semi intensif.

Konstruksi di bagian luar kandang induk telah selesai, sekarang tinggal membuat bagian dalamnya.

Tanpa memperdulikan Martha yang hanya duduk di sebelahku, aku membuat pagar penyangga untuk babi yang masih menyusui, serta saluran air. Simulasi yang dilakukan Altale sangat berguna. Ia benar-benar intelligence skill yang cepat belajar. Jujur saja, aku sangat terkejut saat dia memberikanku data mengenai simulasi aliran udara dan suhu ruangan ketika kandang yang kubangun telah berisi babi yang siap untuk diternakkan.

Matahari telah mulai merubah warna langit dari biru cerah menjadi kuning kemerahan.

Entah sudah berapa jam aku duduk dan fokus menyelesaikan pembuatan kandang babi untuk Albeastyr. Namun, aku merasa cukup puas.

Terutama pada bagian finishing touch.

Yah… Biar lebih terkesan imut, aku membuat patung maskot babi yang memegang papan bertuliskan ‘peternakan babi Albeastyr’.

“…Yosh! Akhirnya selesai juga!” ujarku sembari merenggangkan otot-otot yang pegal.

Aku tidak menyangka bahwa ilmu yang kudapatkan semasa kuliah dulu ternyata sangat bermanfaat saat ini. Dan yang lebih membuatku kagum adalah kecerdasan Altale yang sangat luar biasa. Aku tidak bisa meremehkan Altale sekarang—dia bukan google! Dia adalah super computer!

Sekarang tinggal memunculkan bangunan yang telah kubuat.

Aku segera berdiri dari tempat dudukku, menjulurkan tangan, kemudian berkata,—

“【Ettya Creation — Summon】”

 


 

“Y-y-y-Yang Mulia! I-itu…—”

Martha tampak gagap mendapati sebuah bangunan muncul begitu saja dihadapannya. Kurasa menunjukkan kemampuan langka di depan penduduk Andya Vylgrand bukanlah hal yang tepat.

“Maafkankan saya, Martha, tapi…—”

“A-apa maksudnya patung orc ini? K-kenapa Yang Mulia bisa membuat orc selucu ini?!”

“Eh?”

Aku menelan kembali ucapanku. Oke! Ada yang salah di sini!

“Dimana tuan menemukan orc seimut ini?! Aku ingin memeliharanya!”

Tidak biasanya Martha bertingkah aneh seperti ini.

“M-Martha… Tenangkan dirimu.”

“Ah!” Martha tersadar dari euphorianya dan spontan menurunkan pandangannya. “…M-maafkan saya, Yang Mulia.”

Ara… Jangan bilang kalau iblis biru yang ada di hadapanku saat ini memiliki fetis terhadap orc!?

“M-Martha?”

“Apa kau menyukai orc?”

“Tidak. Aku membencinya. Orc itu menjijikkan, terutama forest orc.”

—Jawabannya kontradiksi! Tipe tsundere[2] macam apa ini?!

“……”

Tanpa berkata, aku kembali maskot babi tersebut tetapi hanya berukuran sekitar sepuluh senti kemudian menunjukkannya kepada Martha.

“Ih! Lucunyaaa~” ucap Martha.

“Ne, kalau bukan suka—lalu ini apa namanya?” tanyaku dengan ekpresi datar.

“E-entahlah. Saya membenci orc. Tetapi orc buatan Yang Mulia Nava berbeda. Ia lucu!”

“…Kau mau?” tanyaku.

Martha memangguk antusias.

“Kalau begitu, cium aku dulu!”

“Maaf Yang Mulia, saya tidak bisa melakukannya.”

Ekspresi Martha berubah—ia menolakku dengan dingin seperti biasanya. Namun, aku kembali mencoba menggoyangkan imannya dengan maskot babi yang ada di tanganku.

“Yakin?” godaku.

“A-ah! I-itu…—”

“…hmmm???”

Ohohoho! Rasakan! Ini adalah balasan dariku untuk yang tadi pagi.

“—GAAHH!!” Martha berteriak depresi dan segera membungkuk di depanku. “Tolong berikan persyaratan yang lebih mudah!”

“Ahahaha! Bercanda kok. Ini ambil saja untukmu.”

Karena tidak tega, aku segera memberikan benda tersebut kepada Martha. Aku tidak menyangka dia akan membungkuk kepadaku hanya karena menginginkan sebuah maskot. Bagaimana cara Martha menempatkan diri membuat ia terlihat cukup kompleks di mataku.

“T-terima kasih, Yang Mulia!” ucap Martha bahagia.

Kelakuan Martha membuatku teringat akan diriku di masa lalu—nostalgia saat dulu memohon setengah mati untuk membeli PG 00Raiser’ dengan cara dicicil kepada teman baikku.

Kalau dikenang kembali, kok rasanya sedih ya? Ahh… Koleksiku yang berharga akan dijual dengan harga yang tidak semestinya.

“Kami sudah pulang Yang Muli……—Anda melakukan pencabulan?”

“—KALIAN SALAH PAHAM, OI!”

Aku refleks berteriak.

Raoh begitu saja mengambil kesimpulan saat ia tiba di lokasi. Beberapa werebeastman yang membawa babi juga terdiam dan menghujaniku dengan tatapan datar. Melihat aku yang berdiri, serta Martha yang terduduk sembari merapatkan kedua tangannya di dada jelas menimbulkan kecurigaan tertentu.

“Hei! Martha, tolong jelaskan kronologinya kepada Raoh!” perintahku.

Untuk menjaga imejku sebagai raja iblis yang baik, aku meminta Martha untuk meluruskan kesalahpahaman ini.

Tanpa berkata-kata, Martha segera berlari dan memeluk tubuh Raoh. Ia membenamkan kepalanya ke perut archne—manusia setengah laba-laba—yang ada di depanku.

“Ne, Tuan Raoh… Tolong……”

—Eh, si goblok! Elu kenapa malah nangis?!

“M-Martha, tolong jangan buat kesalahpahaman ini makin panjang.”

“A-anu… Yang Mulia Nava, dia…”

“—MARTHA! WOI!”

Mampus! Harga diriku hancur untuk kedua kalinya!

“Dia memberiku patung orc kecil yang lucu ini! Lihat!”

“……”

Oh! Tuhan! Terima kasih. Harga diriku terselamatkan kali ini.

“Anu… Yang Mulia?”

Dengan penuh kebingungan, Raoh memanggilku.

“Ya?”

“Martha kenapa?” tanyanya.

“Entahlah. Dia bertingkah seperti itu ketika melihat patung yang kubuat.” jawabku.

“Itu… orc?”

“Ya, semacam itulah.”

“Ih! kok lucu! Yang mulia menemukan orc jenis ini dimana?!”

Sebagai seorang perempuan, Raoh melakukan respon yang sama dengan Martha.

“……”

Aku kehilangan kata-kata dan menepuk jidatku.

Untung aku adalah seorang raja. Yah, andai aku rakyat jelata—mungkin aku bisa sukses hanya dengan modal usaha menjual boneka di Andya Vylgrand. Dunia ini benar-benar minim hiburan dan hal-hal yang imut.

 


 

Setelah para werebeastman karnivor datang dengan membawa banyak babi—aku mengecek dan memberitahu mereka lebih detail tentang kriteria babi apa yang cocok untuk di jadikan bibit. Selagi aku mengecek kualitas bibit—beberapa werebastman lain membantu untuk membuat sang babi tetap terjaga di alam mimpi. Sebenarnya aku ingin membuat beberapa kandang lagi, tapi mengingat ini adalah kali pertama mereka beternak babi, kurasa kandang ini saja sudah cukup untuk permulaan.

Ada cukup banyak babi untuk mengisi kandang yang baru saja kubuat. Bentuk mereka satu setengah kali lebih besar dibandingkan giant wild boar yang ada di bumi dengan empat taring panjang dan rambut yang cukup lebat. Beberapa bahkan memiliki taring melengkung nan kokoh dan sedikit menyerupai stang harley davidson. Ada pula babi yang memiliki tiga cula tajam dan enam taring saber.

Kalau sebahaya ini, wajar saja mereka menggunakan kalung besi untuk mengikat hewan ternak. Aku harus memilih jenis babi yang aman untuk diternakkan.

Babi yang kupilih untuk bibit segera dimasukkan ke dalam kandang, sedangkan babi yang tidak masuk kriteria kemudian dikembalikan ke dalam hutan. diantara babi-babi yang tidak lolos sebagai bibit ternak, aku mengambil lima ekor untuk dimasak sebagai jamuan makan malam bagi para werebeastman.

Kita lihat saja, apa mereka bisa menolak setelah merasakan aroma daging babi asap yang kubuat nanti.

Aku dan para werebeastman karnivor membawa kelima babi tersebut menjauh dari kandang.

Pesta babi asap akan diadakan di rumah utama Albeastyr. Selagi beberapa werebeastman menyiapkan beberapa bumbu dan minuman, aku sedikit memberi wejangan pada mereka.

Ada kemungkinan setelah mereka merasakan daging babi mereka akan memburu para babi sebagai alternatif daging zombie. Tentu saja hal itu akan berdampak semakin terganggunya rantai makanan yang ada di hutan. Membiarkan mereka berburu tanpa membudidayakan ternak adalah hal yang beresiko. Jadi, aku memutuskan untuk tinggal disini sekitar dua atau tiga hari lagi.

Lagi pula, rasanya tidak adil jika aku hanya memfokuskan pandangan kepada werebeastman karnivor tanpa memandang werebeastman herbivor.

Kulihat, Martha mulai mengolah daging babi hasil buruan dengan cekatan.

Ia mulai memanggang daging babi tersebut. Aroma lezat perlahan keluar dari pori-pori daging—berdansa di udara, masuk melalui hidung, dan menstimulus otak secara untuk mengeluarkan air liur berlebih.

“Y-Yang Mulia, apa ini? Baunya benar-benar nikmat!”

Yang berkata barusan adalah seorang werewolf. Ia berulang kali menenggak liurnya—mencoba menahan diri—menunggu daging babi tersebut selesai di olah.

“Oh, itu aroma dari babi asap kok.” jawabku.

“Benarkah? Aku tidak tahu kalau aroma daging babi sangat berbeda dengan daging orc.” timpal seorang hyenaman.

“Sama. aku juga tidak tahu kenapa. Tapi, bukankah sudah kubilang kalau daging babi itu lezat?”

“Maafkan kami karena sudah meragukan ucapan anda, Yang Mulia.”

“Tidak apa-apa. Kalian tidak mau memakannya ‘kan? Jangan dipaksakan kalau kalian memang tidak mau memakannya.”

“Soal itu… Anu…”

“Hee? Bukankah para werebeastman karnivor membenci daging babi? Jangan khawatir, aku akan menghabiskannya sendirian.” ucapku sedikit usil.

“““Tolong ampuni kami, Yang Mulia!”””

Para werebeastman karnivor berkata secara serentak.

Umumnya, kalau aku berkata seperi itu di bumi,  aku akan diprotes oleh teman-temanku. Tetapi karena aku adalah raja—para penduduk Albeastyr menaruh rasa hormat yang tinggi kepadaku.

“Haha! Bercanda kok. Mari kita berpesta malam ini, besok pagi aku akan mengajari kalian bagaimana caranya berternak.” ujarku sembari tersenyum.

Para werebeastman menatapku dengan gembira.

“““Terima kasih, Yang Mulia!”””

“Oh iya, Martha. Besok pagi tolong bangunkan aku ketika matahari terbit.”

“Baik, Yang Mulia.”

Malam ini, aku melihat ekspresi bahagia dari para werebeastman yang sedang berpesta-pora. Daging babi asap buatan Martha benar-benar terasa nikmat! Bagiku, rasa daging babi Vilgrand jauh lebih enak dibanding daging babi di bumi—walaupun rasanya masih kalah dengan olahan daging forest orc dari tangan yang sama. Yah, permulaan yang cukup bagus untuk melangkah menuju dunia yang lebih baik.

Previous          ToC               Next



Author’s Corner:

Selagi para werebeastman asik berpesta-pora­—Nava, raja iblis yang baru, diam-diam memasukkan beberapa sendok garam ke dalam gelas salah satu werebastman karnivor.

Lionman: Puh! Cuih! Cuih! SIAPA YANG BERANI MEMASUKKAN GARAM KE DALAM MINUMANKU?!!

Wolfman: kau kenapa?

Lionman: Ada yang memasukkan garam ke dalam minumanku!

Nava: Serius? Cuma perasaanmu saja kali.

Lionman: Itu benar Yang Mulia!

Wolfman: Aku setuju dengan Yang Mulia Nava, itu cuma perasaanmu saja, mungkin.

Nava: Coba kau cicip minumannya.

Wolfman: Baik, Yang Mulia.

Nava: Bagaimana?

Wolfman: BHRUUH!! Cuih! Cuih! Cuih! Asin!

Lionman: Benar ‘kan! Awas saja! Kalau sampai aku tahu siapa yang menjahiliku…

Nava: Hm? Akan kau apakan?

Lionman: Akan aku kuhajar dia habis-habisan.

Nava: ……

Lionman: Kemudian akan kuliti dia sampai menyisakan sebagian tulang di lengan dan kakinya. Lalu akan kuseret dia keliling Albeastyr.

Wolfman: H-hei, tenangkan dirimu! Kau sedang berbicara dengan raja iblis kita yang baru.

Lionman: M-maafkan hamba Yang Mulia. Karena emosi, saya jadi kelepasan.

Nava: Tidak apa-apa. Sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu, Tuan Lionman.

Lionman: Apa itu, Yang Mulia?

Nava: Sejujurnya, akulah yang memasukkan garam ke dalam minumanmu.

Wolfman & Lionman: ………

Nava: *senyum*

Lionman: Ehe… Hehehe… Tuan Nava orangnya usil, ya. Ehehehe… (SIALAAAAANN!!!!)

Nava: Iya dong!

Martha: ………

Nava: ……Eh? EEHHH?!!! Kenapa kau membawa daging asap punyaku? Martha! Woi!

Martha: Ini adalah hukuman untuk anda.

Nava: Hukuman apaan?!

Martha: Ini hukuman karena anda telah menjahili Tuan Lionman.

Nava: Ugghh~ Tapi kan aku cuma bercanda…

Martha: Yang Mulia, ingatlah bahwa anda saat ini adalah seorang raja.

Nava: ………

Martha: Tuan Lionman dan Tuan Werewolf, tolong maafkan kelakukan Yang Mulia Nava. Ini adalah daging babi asap yang terakhir sebagai permintaan maafku.

Nava: Geh!? Terakhir?

Martha: Iya.

Nava: Martha, kau kejam…~

Martha: Saya melakukan ini untuk mendisiplinkan anda.

Nava: Ugghh…~

Lionman & Wolfman: T-terima kasih… (Nona Martha memang seorang malaikat!)

 

Well, chapter yang sedikit lebih panjang dari yang kemarin.

Aku harap kalian tidak bosan dengan pace cerita yang cukup lambat ini. Andya Vylgrand sendiri merupakan semesta yang sangat luas dengan berbagai macam persoalan yang harus diselesaikan oleh MC kita. Sebagai seorang penulis, aku ingin para pembaca menikmati bagaimana peran Nava selaku raja iblis baru dalam mengubah tanah Andya Vylgrand yang sarat akan konflik menjadi sebuah ‘paradise’. Tentu saja akan ada saatnya MC kita menunjukkan kemampuannya yang OP. Tunggu saja (Tee~hee~).

Please treat me well too in the next chapter~

[Lycara]

#Note: Semua hyperlink yang tertera di chapter ini hanya sekedar pelengkap informasi dalam cerita.


~Footnote~

[1] CFD (Computational Fluid Dynamics): Metode penghitungan, memprediksi, dan pendekatan aliran fluida secara numerik dengan bantuan komputer.

[2] Tsundere: Gabungan dari kata tsun-tsun dan dere-dere. Tsundere adalah orang yang memiliki sifat keras, dingin, agresif namun pada saat yang tepat akan menjadi sangat lovely.

 

Previous          ToC             Next

Leave a comment